Kamis, 29 Januari 2015

Heteroskedastisitas



PELANGGARAN ASUMSI KLASIK:
Heteroskedastisitas
oleh: Mukhlis



Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linear klasik adalah bahwa varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan σ2. yang disebut asumsi Homoscedasticity atau varian yang sama.

E (μi2) = σ2  ;  i = 1, 2, …, n

Disturbance term yang bersifat homoscedastic dan yang bersifat heteroscedastic masing-masing ditunjukkan dalam gambar 1 dan 2. Dari gambar yang menunjukkan  Disturbance term yang bersifat heteroscedastic, terlihat conditional variance Yi tidak sama, sehingga terdapat situasi heteroscedasticity.

E (μi2) ≠ σi2 

Subscript i menunjukkan bahwa nilai varian-varian Yi berbeda-beda.

Kebanyakan data cross-section mengandung heteroskedastisitas, karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Misalnya studi crorr-section yang menghimpun data penjualan perusahaan-perusahaan dari berbagai ukuran dan data pengeluaran dari berbagai rumah tangga yang mewakili status ekonomi yang berbeda (miskin, menengah, dan kaya). Error terms yang berkaitan dengan data perusahaan-perusahaan besar akan mengandung varian yang lebih tinggi daripada varian error terms yang berkaitan dengan data perusahaan-perusahaan kecil. Rumah tangga keluarga kaya mempunyai pola pengeluaran yang lebih berfluktuasi dibandingkan dengan pola pengeluaran rumah tangga-rumah tangga keluarga yang berpenghasilan rendah. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi dari semestinya atau menyesatkan.









 












Gambar 1. Disturbance yang Homoskedastisitas



 












Gambar 2. Disturbance yang Heteroskedastisitas


Cara Mendeteksi

Ada beberapa metode untuk menguji ada tidaknya heteroscedasticity dalam varian error terms suatu model regresi. Adapun metode-metode itu antara lain: (1) Metode White; (2) Metode Park; (3) Metode Glejser; (4) Metode Goldfeld; dan (5) Metode Spearman Rank Correlation.

a.    White Test
Kerangka uji White adalah sebagai berikut:
1.      Jika kita melakukan regresi sebagai berikut:
                 
2.      Selanjutnya kita melakukan auxiliary regression:
              
3.      Rumusan uji hipotesa pada uji White adalah H0; no heteroscedasticity. Nilai yang dibandingkan adalah antara nilai table dari chi-square dengan df sama dengan jumlah regressors (intercept dikeluarkan) dengan sample size (n) dikalikan R2 dari auxiliary regression. Persamaannya dapat dirumuskan:
            ij
4.      Jika hasil penghitungan pada persamaan 3.3 melebihi nilai chi-square tabel maka kita menolak null dan menyimpulkan bahwa ada heteroscedasticity.


b.   Metode Park
Diasumsikan bahwa σ2 merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas, misalnya, fungsi tersebut dinyatakan sebagai berikut:

σi2 = α Xiβ

Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan logaritma natural (ln), sehingga menjadi:

Ln σi 2 = α + β Ln Xi + vi

Oleh karena σi2 umumnya tidak diketahui, maka σi2 dapat ditaksir dengan menggunakan ei2 sebagai proxy, sehingga model regresi penaksiran σi2 menjadi:

Ln ei2 = α + β Ln Xi + vi

Jika β ternyata secara statistik signifikan, maka hal ini menunjukkan kehadiran situasi heteroscedasticity dalam data yang digunakan. Sebaliknya, jika β ternyata tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa disturbance terms bersifat homoscedastic.
Metode Park mengandung prosedur dua tahap. Dalam tahap pertama, kita melakukan perhitungan regresi untuk suatu model regresi tanpa mempersoalkan apakah situasi heteroskedastisitas ada atau tidak. Misalnya kita melakukan regresi untuk model regresi:

Yi = βo + β1XiI

Dari sini kita peroleh (Yi -  Ŷi) = ei

Pada tahap kedua, kita lakukan regresi sebagai berikut:

Ln ei2 = α + β Ln Xi + vi

Regresi ini dilakukan untuk setiap X. Misalnya, kita lakukan regresi untuk model berikut ini:

Yi = βo + β1Xi +vI

Dan kita peroleh hasil untuk 10 observasi sebagai berikut:
Y = 2821,06 + 0,4327Xi
                                      (2,63)
R2 = 0,836
(Angka dalam kurung adalah t-statistik)

Dari persamaan di atas dan nilai t-statistik, ternyata koefisien β1 secara statistik adalah signifikan pada level of significance sebesar 5%. Misal waktu kita regresi Lnei2 atas LnXi, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Lnei2 = 46,90 – 3,819LnXi
                                     (-0,786)
R2 = 0,412
(Angka dalam kurung adalah t statistik)

Dari hasil regresi ini, kita dapat melihat bahwa tidak terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara  Lnei2 dan LnXi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms.

c.    Metode Glejser
Sesudah hasil regresi suatu model regresi diperoleh, Glejser (1969) mengusulkan untuk meregresikan nilai absolud residuals yang diperoleh, yaitu |ei| atas variabel Xi.

|ei| = α1 + α2Xi + vi

(1)          |ei| = α1 + α2 √Xi + vi
(2)          |ei| = α1 + α2 (1/Xi) + vi
(3)          |ei| = α1 + α2 (1/√Xi )+ vi
(4)          |ei| = √ α1 + α2Xi + vi
(5)          |ei| = √ α1 + α2Xi2 + vi

Kesulitan dalam mengaplikasikan metode Glejser berkaitan dengan bentuk regresi nomor (5) dan (6) yang bersifat non linear. Dalam praktek, salah satu dari bentuk regresi nomor (1) sampai (4) telah banyak digunakan. Metode Glejser biasanya lebih cocok untuk sampel yang besar.
Ada tidaknya situasi heteroskedastisitas ditentukan oleh nilai α1 dan α2. Jika secara statistik, α1 = 0 dan α2 ≠ 0, maka situasi yang disebut pure heteroscedasticity terjadi. Jika secara statistik α1 ≠ 0 dan α2 ≠ 0, maka situasi mixed heteroscedasticity terdapat dalam varian error terms.

d.      Metode Goldfeld-Quandt
Goldfeld dan Quandt (1965) mengemukakan metode penditeksian heteroskedastisitas untuk sampel observasi yang cukup besar, yaitu besar sampel sekurang-kurangnya dua kali lipat dari jumlah parameter yang akan ditaksir dari suatu model regresi. Di sini diasumsikan bahwa tidak terdapat korelasi serial dalam error terms dan  error terms ini mengandung distribusi yang normal.
Metode Goldfeld-Quandt mengandung tiga langka prosedur. Langkah pertama adalah menyusun variabel bebas menurut besar nilainya. Misalnya, dalam model regresi Y = a + bX + e, kita susun X menurut besar nilai X ini. Kemudian dalam langkah kedua, kita tentukan secara arbiter sejumlah observasi yang disebut sebagai observasi sentral (central observations) untuk dikeluarkan dari perhitungan. Jumlah observasi yang harus dikeluarkan dari perhitungan (c) lebih kurang 25 persen dari jumlah observasi. Misalnya, jika n = 30, maka sebanyak 8 observasi dikeluarkan dari perhitungan. Terhadap jumlah observasi yang tinggal (n-c), kemudian   digolongkan   dalam  dua  kelompok  dalam  jumlah  yang  sama [(n-c)/2].
Kelompok pertama terdiri dari observasi yang bernilai tinggi dan kelompok kedua terdiri dari observasi yang bernilai lebih rendah. Dalam langkah ketiga, kita lakukan perhitungan regresi untuk masing-masing kelompok observasi. Berdasarkan nilai sum of squared residuals dari masing-masing kelompok observasi yang sudah menjalani proses regresi yaitu ∑e12 untuk kelompok observasi yang pertama dan ∑e22 untuk kelompok observasi yang kedua, kita peroleh nilai statistik F yang diformulasikan (dinyatakan dengan simbol F*) sebagai berikut:


            ∑e22/[{(n-c)/2} – K]                ∑e22
F* = ------------------------------      = ----------
            ∑e12 /[{(n-c)/2} – K]               ∑e12
 
 





dimana, K = Jumlah parameter dalam model regresi yang ditaksir; c = Jumlah observasi sentral; dan n = Jumlah sampel

Bandingkan nilai F* ini dengan nilai F yang terdapat dalam tabel distribusi F dengan degrees oof freedom yang sama besar untuk numerator dan denumerator (v1 = v2) = [(n-c) 2 – K] = [(n-c-2K)/2]
Jika F* > F menurut tabel, maka terdapat situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms. Sebaliknya jika F* <  F, maka dapat disimpulkan bahwa varian error terms bersifat homoskedastik. Makin tinggi nilai F* dibandingkan dengan nilai F, makin tinggi derajat heteroskedastisitas dalam varian error terms.

e.       Metode Spearman Rank Correlation
Metode ini dapat diaplikasikan untuk sampel yang besar maupun sampel kecil. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
(1)    Dari hasil regresi dari suatu model regresi, hitunglah nilai-nilai residual (ei)
(2)    Kemudian tanpa melihat kepada tanda residual ini (positif atau negatif), susunlah residual ini berdampingan dengan variabel  bebas yang ada dalam model regresi yang ditaksir berdasarkan nilai tertinggi sampai yang paling rendah.
(3)    Hitungllah koefisien korelasi ranking (rank correlation coefficient) antara  residual dan variabel bebas
Jika model regresi yang ditaksir mengandung lebih dari satu variabel bebas, maka rank correlation coefficient hendaklah dihitung antara residual dengan setiap variabel bebas yang ada. Nilai r yang tinggi menunjukkan adanya situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms model regresi yang ditaksir.

Cara Mengatasi Masalah Heteroskedastisitas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau melakukan koreksi berkaitan dengan kehadiran situasi heteroskedastisitas, di antaranya: melakukan transformasi atas variabel-variabel dalam model regresi yang sedang ditaksir.
(1)    Melakukan transformasi dalam bentuk membagi model regresi asal dengan salah satu variabel bebas yang digunakan dalam model ini
(2)    Melakukan transformasi log

a.    Melakukan Transformasi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel bebas
Misalnya model regresi asal adalah sebagai berikut:

Yi = b0 + b1X1i + … + bkXki + ui

Diasumsikan di sini bahwa varian error terms merupakan fungsi dari salah satu variabel bebas yang dinyatakan dalam bentuk hubungan berikut ini:

Var (ui) = a Xi2;           a = nilai konstanta > 0

Kita transformasikan model regresi asal dalam bentuk membaginya dengan X1i sehingga kita peroleh model regresi yang baru, yaitu:

           

Dari sini dapat diihat bahwa varian error terms bersifat homoskedastik:
Var (ui) = var (ui/X1i)
            = 1/X1i2 Var (ui)
            = a
Dalam bentuk model regresi yang sudah mengalami transformasi ini, b1 menjadi intercept, sedangkan dalam model asal b1 ini adalah koefisien regresi. Sementara itu b0, dalam model yang sudah mengalami transformasi menjadi koefisien regresi, sedangkan sebelumnya dalam model regresi asal, b0 ini adalah intercept. Oleh sebab itu, untuk kembali ke model asal, kita hendaklah mengalikan model transformasi yang sudah ditaksir dengan X1i.
           
b.   Melakukan Transformasi Log
Kita melakukan transformasi log atas model regresi asal sehingga kita peroleh, model yang sudah ditransfotmasikan sebagai berikut:

LnYi = b0 + b1Ln X1i + … + bk LnXki + ui

Transformasi log akan mengurangi situasi heteroskedastisitas karena transformasi log memperkecil skala ukuran variabel. Misalnya angka 80 adalah sepuluh kali lipat dari 8. Tetapi Ln 80 (=4,382) hanya dua kali lipat dari Ln 8 (=2,0794).

Suplemen: Praktikum Pengujian Heteroskedastisitas
Berikut akan dilakukan pengujian apakah data yang akan diestimasi mengalami Heteroskedastisitas atau tidak. Data yang digunakan bersumber dari Gujarati (table 13.6 halaman 111) mengenai Harapan hidup di 85 Negara. Dalam hal ini akan diestimasi dampak pendapatan dan akses tehadap kesehatan terhadap harapan hidup. Variabel pendapatan (Y) yang digunakan adalah pendapatan perkapita dan variabel akses kesehatan (AK) adalah indeks pelayanan kesehatan, dan variabel harapan hidup (HH) dalam tahunan. Model yang digunakan pada awalnya adalah:

            HH = b0 + b1Y + b2AK + m

Software bantu statistik yang digunakan dalam pengsetimasian data adalah Eviews 6. Berdasar hasil estimasi diperoleh persamaan sebagai berikut:

Variabel Terikat: HH (Harapan Hidup)


Metode: Least Squares


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
Y
0.000537
0.000122
4.401054
0.0000
AK
0.283536
0.028449
9.966595
0.0000
C
39.42972
1.948944
20.23133
0.0000
R-squared
0.773427
    Mean dependent var
63.12235
Adjusted R-squared
0.767901
    S.D. dependent var
10.53531
S.E. of regression
5.075564
    Akaike info criterion
6.121409
Sum squared resid
2112.431
    Schwarz criterion
6.207620
Log likelihood
-257.1599
    Hannan-Quinn criter.
6.156085
F-statistic
139.9569
    Durbin-Watson stat
1.980383
Prob(F-statistic)
0.000000




HH = 39,42972 + 0,000537Y + 0,283536AK

Berdasarkan nilai uji statistik, baik t maupun F, terlihat bahwa semua variabel signifikan secara statistik. Artinya seluruh variabel, baik pendapatan maupun akses kesehatan memiliki korelasi yang positip terhadap harapan hidup. Semakin tinggi pendapatan, harapan hidup akan semakin lama. demikian juga dengan akses kesehatan, semakin mudah dicapai, maka harapan hidup juga akan semakin lama.
            Untuk melakukan pengujian asumsi heteroskedastisitas dilakukan dengan membuat plot nilai residual data. Plot dilakukan untuk mengetahui pola sebaran data apakah mengalami penyimpangan asumsi heteroskedastsitas atau sebaliknya.
Melalui pola sebaran data pada gambar 3, diduga tidak terjadi  heteroskedastisitas, karena residualnya tidak membentuk pola tertentu, dengan kata lainnya residualnya cenderung konstan. Akan tetapi, plot ini belum memberikan hasil pasti mengenai bebas atau tidaknya model terhadap gejala heteroskedastisitas.  Untuk membuktikan hal teresbut, maka akan dilakukan uji heteroskedastsitas.


 













Gambar 3. Plot Deteksi Heteroskedastisitas


Uji Heteroskedastisitas

a.    White Test
Pengujian dilakukan dengan dua metode, menggunakan cross term dan tanpa menggunakan cross term
Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut:

Ho : Homoskedastisitas
H1 : Heteroskedastisitas

Jika nilai P-Chi square > 0,05, berarti menerima Ho (homoskedastisitas) dan sebaliknya jika < 0,05, menerima H1 (heteroskedastisitas).

Heteroskedasticity Test: White (dengan Cross Term)

F-statistic
3.623954
    Prob. F(5,79)
0.0053
Obs*R-squared
15.85857
    Prob. Chi-Square(5)
0.0073
Scaled explained SS
18.21639
    Prob. Chi-Square(5)
0.0027
Dependent Variable: RESID^2


Method: Least Squares


Included observations: 85


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
C
-35.59373
31.98915
-1.112681
0.2692
Y
0.040496
0.018003
2.249432
0.0273
Y^2
-1.97E-07
2.09E-07
-0.943442
0.3483
Y*AK
-0.000382
0.000177
-2.155522
0.0342
AK
2.034729
1.156380
1.759568
0.0824
AK^2
-0.015796
0.009706
-1.627459
0.1076
R-squared
0.186571
    Mean dependent var
24.85212
Adjusted R-squared
0.135089
    S.D. dependent var
39.27829
S.E. of regression
36.52905
    Akaike info criterion
10.10207
Sum squared resid
105415.4
    Schwarz criterion
10.27449
Log likelihood
-423.3378
    Hannan-Quinn criter.
10.17142
F-statistic
3.623954
    Durbin-Watson stat
2.009566
Prob(F-statistic)
0.005290




Berdasar uji White dengan melibatkan cross term, diperoleh nilai P-Chi square 0,0073 < 0,05, berarti menerima H1, maka dapat dinyatakan bahwa model mengalami masalah heteroskedastisitas.

Selanjutnya dengan uji White tanpa melibatkan cross term, diperoleh:

Heteroskedasticity Test: White (tanpa cross term)

F-statistic
3.115504
    Prob. F(2,82)
0.0496
Obs*R-squared
6.002829
    Prob. Chi-Square(2)
0.0497
Scaled explained SS
6.895320
    Prob. Chi-Square(2)
0.0318
Dependent Variable: RESID^2


Method: Least Squares


Included observations: 85


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
C
35.42393
9.342180
3.791827
0.0003
Y^2
-8.69E-08
5.36E-08
-1.621792
0.1087
AK^2
-0.000972
0.001527
-0.636450
0.5263
R-squared
0.070622
    Mean dependent var
24.85212
Adjusted R-squared
0.047954
    S.D. dependent var
39.27829
S.E. of regression
38.32495
    Akaike info criterion
10.16474
Sum squared resid
120441.8
    Schwarz criterion
10.25095
Log likelihood
-429.0013
    Hannan-Quinn criter.
10.19941
F-statistic
3.115504
    Durbin-Watson stat
2.310672
Prob(F-statistic)
0.049647




Nilai P-Chi square 0,0497 < 0,05, berarti menerima H1, dengan demikian model mengalami masalah heteroskedastisitas.


b.   Glejser Test
Uji Glejser dilakukan dengan menggunakan nilai residual yang diabsolutkan, sedangkan variabel independennya tetap. Dengan menggunakan E-Views 6 diperoleh hasil sebagai berikut:

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic
5.685597
Prob. F(2,82)
0.0049
Obs*R-squared
10.35171
Prob. Chi-Square(2)
0.0057
Scaled explained SS
11.02808
Prob. Chi-Square(2)
0.0040
Dependent Variable: ARESID


Method: Least Squares


Included observations: 85


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
5.084131
1.156983
4.394301
0.0000
Y
-0.000174
7.24E-05
-2.399287
0.0187
AK
-0.006404
0.016888
-0.379215
0.7055
R-squared
0.121785
Mean dependent var
3.857371
Adjusted R-squared
0.100365
S.D. dependent var
3.176719
S.E. of regression
3.013089
Akaike info criterion
5.078465
Sum squared resid
744.4537
Schwarz criterion
5.164676
Log likelihood
-212.8348
Hannan-Quinn criter.
5.113141
F-statistic
5.685597
Durbin-Watson stat
2.291577
Prob(F-statistic)
0.004871




Diperoleh nilai P-Chi square 0,0057 < 0,05, berarti menerima H1, maka model mengalami masalah heteroskedastisitas.

Kesimpulan:
Melalui pengujian dengan menggunakan White test dan Glejser test diperoleh bahwa model mengalami masalah heteroskedastisitas.

Konsekuensi dari heteroscedastisitas:
1.      Estimator yang dihasilkan tetap konsisten, tetapi tidak lagi effisien. Ada estimator lain yang memiliki variance lebih kecil dari pada estimator yang memiliki error yang heteroscedastisitas.
2.      Standard error yang dihitung dari OLS yang memiliki error heteroscedastic tidak lagi akurat. Hal ini menyebabkan inferensi (uji hipotesis) yang menggunakan standard error ini tidak akurat.


Mengatasi Masalah Heteroskedastisitas

1.    White Heteroskedasticity / Robust Standard Error
Langkahnya melalui E-views adalah dengan melakukan blok terhadap seluruh variabel à klik kanan à pilih open as equation à option à heteroskedasticity consistent coefficient variance à white à ok


Variabel Dependen: HH


White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
Y
0.000537
9.49E-05
5.662104
0.0000
AK
0.283536
0.026126
10.85244
0.0000
C
39.42972
1.823360
21.62476
0.0000
R-squared
0.773427
    Mean dependent var
63.12235
Adjusted R-squared
0.767901
    S.D. dependent var
10.53531
S.E. of regression
5.075564
    Akaike info criterion
6.121409
Sum squared resid
2112.431
    Schwarz criterion
6.207620
Log likelihood
-257.1599
    Hannan-Quinn criter.
6.156085
F-statistic
139.9569
    Durbin-Watson stat
1.980383
Prob(F-statistic)
0.000000





Dibandingkan persamaan sebelumnya tanpa Robust Standar Error, maka standard error menurun. Selanjutnya dilakukan kembali pengujian heteroskedastsitas dengan menggunakan salah satu uji, yakni White test dengan cross term. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai P-Chi square 0,0073 < 0,05 (tetap seperti sebelum dilakukan modifikasi model), sehingga dapat dinyatakan bahwa model belum terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic
3.623954
    Prob. F(5,79)
0.0053
Obs*R-squared
15.85857
    Prob. Chi-Square(5)
0.0073
Scaled explained SS
18.21639
    Prob. Chi-Square(5)
0.0027
Test Equation:



Dependent Variable: RESID^2


Sample: 1 85



White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
C
-35.59373
21.62355
-1.646063
0.1037
Y
0.040496
0.024803
1.632717
0.1065
Y^2
-1.97E-07
1.84E-07
-1.069336
0.2882
Y*AK
-0.000382
0.000236
-1.620291
0.1092
AK
2.034729
0.787777
2.582874
0.0116
AK^2
-0.015796
0.006354
-2.486011
0.0150
R-squared
0.186571
    Mean dependent var
24.85212
Adjusted R-squared
0.135089
    S.D. dependent var
39.27829
S.E. of regression
36.52905
    Akaike info criterion
10.10207
Sum squared resid
105415.4
    Schwarz criterion
10.27449
Log likelihood
-423.3378
    Hannan-Quinn criter.
10.17142
F-statistic
3.623954
    Durbin-Watson stat
2.009566
Prob(F-statistic)
0.005290





2.    Melakukan Transformasi Model dalam bentuk Log
Transformasi model dilakukan dengan merubah nilai variabel dalam bentuk logaritma natural, sehingga persamaan persamaan baru yang akan diestimasi adalah:

            lnHH = g0 + g1 lnY + g2lnAK + m
           
Berdasar hasil estimasi diperoleh:

Variabel Dependen: Ln HH


Method: Least Squares


Included observations: 85


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
Ln Y
0.066471
0.007687
8.646854
0.0000
Ln AK
0.157388
0.026800
5.872737
0.0000
C
2.976089
0.085613
34.76223
0.0000
R-squared
0.807834
    Mean dependent var
4.130548
Adjusted R-squared
0.803147
    S.D. dependent var
0.173837
S.E. of regression
0.077128
    Akaike info criterion
-2.252041
Sum squared resid
0.487798
    Schwarz criterion
-2.165829
Log likelihood
98.71173
    Hannan-Quinn criter.
-2.217364
F-statistic
172.3574
    Durbin-Watson stat
2.101078
Prob(F-statistic)
0.000000




lnHH = 2,976089 + 0,066471 lnY + 0,157388 lnAK


Langkah berikutnya adalah melakukan plot nilai residual untuk mengetahui pola sebaran data apakah mengalami penyimpangan asumsi heteroskedastsitas atau sebaliknya. Melalui pola sebaran data pada gambar 4, nilai residual tidak membentuk pola tertentu, sehingga untuk sementara dapat disimpulkan bahwa model bebas dari masalah heteroskedastisitas.
Untuk pembuktian lebih lanjut, dilakukan pengujian terhadap model melalui uji White  dan Glejser untuk mendetekai apakah model mengalami masalah heteroskedastisitas atau tidak.













Gambar 4. Plot Deteksi Heteroskedastisitas Model Log

Langkah berikut adalah melakukan pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji White dan Glejser.

·      Uji White Test
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh:

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic
1.280171
    Prob. F(5,79)
0.2808
Obs*R-squared
6.370811
    Prob. Chi-Square(5)
0.2718
Scaled explained SS
9.246220
    Prob. Chi-Square(5)
0.0996
Test Equation:



Dependent Variable: RESID^2


Included observations: 85


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
C
-0.071004
0.098902
-0.717919
0.4749
Ln Y
0.026700
0.018980
1.406725
0.1634
Ln Y^2
-0.000742
0.001105
-0.671568
0.5038
Ln Y*Ln AK
-0.003701
0.006770
-0.546694
0.5861
Ln AK
-0.006121
0.044033
-0.139006
0.8898
Ln AK^2
0.003593
0.008296
0.433032
0.6662
R-squared
0.074951
    Mean dependent var
0.005739
Adjusted R-squared
0.016403
    S.D. dependent var
0.010195
S.E. of regression
0.010111
    Akaike info criterion
-6.282367
Sum squared resid
0.008077
    Schwarz criterion
-6.109945
Log likelihood
273.0006
    Hannan-Quinn criter.
-6.213014
F-statistic
1.280171
    Durbin-Watson stat
2.083534
Prob(F-statistic)
0.280825




Berdasar uji White dengan melibatkan cross term, diperoleh nilai P-Chi square 0,2178 > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa model bebas dari masalah heteroskedastisitas.



Selanjutnya dengan uji White tanpa melibatkan cross term, diperoleh:

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic
1.405494
    Prob. F(2,82)
0.2511
Obs*R-squared
2.817252
    Prob. Chi-Square(2)
0.2445
Scaled explained SS
4.088793
    Prob. Chi-Square(2)
0.1295
Test Equation:



Dependent Variable: RESID^2


Included observations: 85


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
C
0.007284
0.006312
1.154134
0.2518
Ln Y^2
-0.000100
6.70E-05
-1.492210
0.1395
Ln AK^2
0.000221
0.000450
0.490415
0.6251
R-squared
0.033144
    Mean dependent var
0.005739
Adjusted R-squared
0.009562
    S.D. dependent var
0.010195
S.E. of regression
0.010146
    Akaike info criterion
-6.308753
Sum squared resid
0.008442
    Schwarz criterion
-6.222542
Log likelihood
271.1220
    Hannan-Quinn criter.
-6.274077
F-statistic
1.405494
    Durbin-Watson stat
2.108029
Prob(F-statistic)
0.251091




Nilai P-Chi square 0,2445 > 0,05, berarti menerima H0, dengan demikian model terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

c.    Glejser Test
Uji Glejser dilakukan dengan menggunakan nilai residual yang diabsolutkan, sedangkan variabel independennya tetap, diperoleh hasil sebagai berikut:

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic
4.355879
    Prob. F(2,82)
0.0159
Obs*R-squared
8.163214
    Prob. Chi-Square(2)
0.0169
Scaled explained SS
9.404886
    Prob. Chi-Square(2)
0.0091
Test Equation:



Dependent Variable: ARESID


Included observations: 85


Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  
C
0.113871
0.053622
2.123587
0.0367
Ln Y
-0.011418
0.004815
-2.371341
0.0201
Ln AK
0.006262
0.016786
0.373037
0.7101
R-squared
0.096038
    Mean dependent var
0.056994
Adjusted R-squared
0.073990
    S.D. dependent var
0.050201
S.E. of regression
0.048308
    Akaike info criterion
-3.187791
Sum squared resid
0.191359
    Schwarz criterion
-3.101579
Log likelihood
138.4811
    Hannan-Quinn criter.
-3.153114
F-statistic
4.355879
    Durbin-Watson stat
2.138028
Prob(F-statistic)
0.015928




Diperoleh nilai P-Chi square 0,0169 = 0,02. Pada level 5%, model megalami masalah heteroskedastisitas, akan tetapi pada level 1%, model dapat dinyatakan bebas dari masalah heteroskedastsitas (P-Chi square 0,02 > 0,01).

Kesimpulan:
Melalui transformasi model dengan merubah dalam bentuk log diperoleh hasil bahwa model terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
DAFTAR REFERENSI

Damodar N.Gujarati., 1995. Basic Econometrics. Third Edition, McGraw-Hill
Damodar N.Gujarati., 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Ketiga (alih bahasa oleh: Julius A. Mulyadi dan Yelvi Andri), Penerbit Erlangga, Jakarta
Gunawan, Sumodiningrat, 1994. Ekonometrika Pengantar. Edisi Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta
J. Supranto, 1984. Ekonometrika. Buku Satu. LPFE-UI, Jakarta
J. Supranto, 1984. Ekonometrika. Buku dua. LPFE-UI, Jakarta
Richard I. Levin, David S.Rubin, Joel P.Stinson and Everette S.Garner,Jr. 1997. Quantitative Approaches to Management, Sevent Edition. McGraw-Hill,Inc. (Edisi Bahasa Indonesia), Penerbit Rajawali Press, Jakarta
Sritua, Arief, 1993.Metodologi Penelitian Ekonomi. UI‑Press, Jakarta




































Lampiran:

Tabel 1. Data Harapan Hidup, Pendapatan dan Akses Kesehatan

Observasi
Harapan Hidup (HH)
Pendapatan (Y)
Akses Kesehatan (AK)
1
71.80000
2046.000
81.00000
2
60.20000
686.0000
74.00000
3
76.40000
14826.00
100.0000
4
75.90000
11760.00
100.0000
5
73.20000
7944.000
100.0000
6
49.80000
296.0000
18.00000
7
51.60000
3288.000
90.00000
8
50.30000
156.0000
45.00000
9
52.60000
482.0000
64.00000
10
64.50000
1456.000
76.00000
11
52.60000
324.0000
75.00000
12
62.80000
462.0000
89.00000
13
50.30000
292.0000
56.00000
14
75.70000
11924.00
100.0000
15
48.00000
294.0000
28.00000
16
48.30000
244.0000
61.00000
17
63.20000
2560.000
90.00000
18
55.00000
392.0000
80.00000
19
66.80000
1094.000
63.00000
20
66.30000
1038.000
89.00000
21
52.60000
248.0000
81.00000
22
67.90000
7794.000
100.0000
23
72.30000
994.0000
90.00000
24
59.30000
522.0000
80.00000
25
53.60000
384.0000
61.00000
26
70.70000
4956.000
99.00000
27
74.60000
13408.00
100.0000
28
71.30000
1974.000
100.0000
29
62.10000
3954.000
80.00000
30
45.50000
420.0000
30.00000
31
44.00000
252.0000
43.00000
32
71.40000
1472.000
97.00000
33
52.00000
744.0000
31.00000
34
63.50000
780.0000
74.00000
35
70.40000
19182.00
90.00000
36
74.70000
11076.00
100.0000
37
60.80000
1078.000
75.00000
38
52.20000
980.0000
81.00000
39
74.10000
16624.00
100.0000
40
75.00000
9898.000
100.0000
41
71.80000
2036.000
82.00000
42
76.50000
9532.000
100.0000
43
70.80000
2366.000
100.0000
44
74.70000
13410.00
100.0000
45
55.60000
884.0000
41.00000
46
77.40000
14784.00
100.0000
47
64.70000
360.0000
80.00000
48
45.00000
150.0000
30.00000
49
46.80000
230.0000
49.00000
50
73.70000
5842.000
100.0000
51
62.50000
784.0000
84.00000
52
54.30000
330.0000
73.00000
53
75.10000
17714.00
100.0000
54
66.70000
1322.000
100.0000
55
52.20000
292.0000
61.00000
56
49.50000
306.0000
45.00000
57
77.70000
14280.00
100.0000
58
49.30000
360.0000
51.00000
59
65.20000
1124.000
64.00000
60
47.50000
472.0000
40.00000
61
65.60000
804.0000
80.00000
62
74.70000
13730.00
100.0000
63
46.70000
186.0000
15.00000
64
61.40000
1056.000
34.00000
65
51.50000
270.0000
26.00000
66
75.60000
16192.00
100.0000
67
47.40000
166.0000
49.00000
68
70.40000
2328.000
72.00000
69
54.30000
342.0000
55.00000
70
74.50000
10490.00
100.0000
71
76.80000
19782.00
100.0000
72
64.60000
862.0000
70.00000
73
65.10000
1180.000
91.00000
74
60.90000
604.0000
72.00000
75
70.10000
396.0000
93.00000
76
69.00000
2736.000
94.00000
77
70.10000
2124.000
100.0000
78
74.40000
1506.000
80.00000
79
76.90000
14472.00
100.0000
80
72.90000
15506.00
100.0000
81
68.00000
1246.000
60.00000
82
76.60000
11060.00
100.0000
83
46.50000
160.0000
28.00000
84
61.00000
862.0000
58.00000
85
50.10000
638.0000
46.00000
                                  Sumber: Gujarati, 2007. Edisi 3, Jilid 2, hal. 111


Tidak ada komentar:

Posting Komentar